Powered By Blogger

Minggu, 08 Desember 2013

Berbicara tentang generasi anti korupsi generasi yang bersih kita harus tahu dulu bagaimana kondisi realita dan apa yang sedang kita hadapi sekarang serta seseram apakah situasi di negeri ini kalau kita bicara korupsi.
Mari serius bicara, perihal penting yang sangat luar biasa, soal korupsi yang menggila di negeri kita dan makin erat mencekik negara, serta tak pernah kenal kasih untuk merampok kesejahteraan rakyat.
kita berbicara tentang korupsi yang berkeliaran ditubuh birokrasi, dirapat-rapat para politisi hingga merayap ke kantor polisi.

Korupsi yang semakin menggila di negeri kita ini sangat membutuhkan sosok berani dan merdeka yang sungguh-sungguh dalam berkiprah, teladan dalm berperilaku nyata, terdepan membentengi anak negeri melawan penyelewengan disetiap lini.

 



Sungguh saya sangat  merasa khawatir melihat realita korupsi di republik yang kita cintai ini tetapi tak kalah yang saya sangat khawatirkan adalah tentang bagaimana anggapan anak muda negeri ini terhadap masalah korupsi.
Belakangan ini menurut saya banyak anak muda Indonesia merasa pesimis dengan hukum yang ada dan juga lembaga peradilan yang menangani kasus korupsi.
Opini yang saya utarakan tentang bagaiman pesimisnya generasi muda untuk melawan korupsi di negeri ini juga didasari oleh survey yang dilakukan olehTransparency Internasional Indonesia  (TII) bahwa disebutkan kalangan muda lebih memilih cuek terhadap praktek korupsi yang ada disekitar mereka. Data ini diperoleh dari 2000 orang reponden yang mana 60% mengatakan tidak akan mengadakan pengaduan jika ada praktek kecurangan disekitarnya.

Berdasarkan gambaran hasil survey inilah saya merasa sangat khawatir terhadap persepsi dan cara pandang generasi muda Indonesia. Mereka berpendapat bahwa korupsi di negeri ini tidak akan ada habisnya karena pada nyatanya tindakan korupsi dilakukan dari tingkat yang paling dasar sampai pada tingkat atas, dari instansi kecil sampai pada instansi elit dan harus kita akui memang seperti itu keadaannya. Akan tetapi persepsi pesimis yang beginilah yang harus kita perbaiki bersama, seperti pepatah Minang Kabau "Adat biaso kito pakai, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai, nan buruak samo dibuang". Apabila persepsi seperti itu masih ada dan terus akan berkembang didalam benak generasi muda bangsa ini mereka akan bersikap apatis acuh tidak acuh bahkan melakukan pembiaran terhadap praktek korupsi yang terjadi disekitar mereka.
Kalau ita sebagai generasi muda harapan bangsa  sudah duluan pesimis sudah menyerah untuk melawan korupsi serta bahkan tidak percaya lagi dengan hukum serta peradilan yang ada lalu bagaimanakah kita bisa menjadikan kondisi bangsa ini yang lebih baik untuk kedepannya ?

Banyak diantara kita generasi muda Indonesia tidak merasa memiliki Indonesia, kita tidak merasa bahwasanya Indonesia ini adalah rumah kita, tanah air kita yang mana kita sipemilik rumah harus merawat, menjaga keutuhannya dan mencintai rumah kita Republik Indonesia ini.
Melalui tulisan ini saya mengajak teman-teman generasi muda harapan Indonesia untuk terus tetap optimis serta mari bersama rapatkan barisan untuk melawan praktek korupsi serta para wayangnya koruptor-koruptor di negeri ini untuk Indonesia yang lebih baik tanpa korupsi.
Tentu saja tindakan itu harus dimulai dari diri kita sendiri untuk berani jujur dalam hal apapun.

Kita tentu sudah tahu bahwa sudah banyak perubahan di dunia ini yang dilakukan oleh anak muda, tentu saja kita ingat salah satu contohnya adalah bagaimana anak-anak muda Indonesia yang mana disini pelakonnya adalah teman-teman mahasiswa berhasil meruntuhkan rezim Orde Baru "Hitler" nya Indonesia dan berhasil mengumandangkan salam reformasi untuk seluruh rakyat Indonesia, dan kita tahu tidak lama lagi kita generasi muda bangsa Indonesia harapan bangsa ini akan bersatu padu untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi.

Di negeri yang penuh muslihat, korupsi seolah menjadi perkara lumrah.
Perburuan menjadi paling kaya, seolah hobi para abdi negara.
Korupsi merajalela tanpa henti, dicontohkan pejabat silih berganti.
Atas nama partai, bahkan agama korupsi selalu menemukan justifikasi.
Mari berani melawan menolak korupsi menjadi kewajaran.
Menjaga negeri diambang ambruk, mengawal penegakan hukum yang hampir bangkrut.
Menjadi lapisan generasi baru yang punya rasa malu, dan tabu menjadi benalu.


     salam hangat
Wanda Vernandhes


Tidak ada komentar:

Posting Komentar