Powered By Blogger

Jumat, 08 Januari 2016

Tugas Bahasa Indonesia 1 - Kalimat Efektif

Tugas 4.1

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif:

Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A.    Kesepadanan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:

1). Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Tidak Efektif  : Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour.
Efektif             : Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour.
Untuk menghindari ketidakjelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.

2). Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal.
Contoh:
Tidak Efektif  : Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa.
Efektif             : Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa.

B.     Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verbaL, maka kata selanjutnya berbentuk verbal. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
Tidak Efektif  : Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui,    dan pengaplikasian definisi kalimat efektif.
Efektif             : Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui,   dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.

Tugas 4.2

Ubahlah kalimat berikut ini menjadi kalimat efektif :
1. Kepada semua informan penelitian akan mendapatkan 2 macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan.

2. Di dalam artikel koran itu menyuratkan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

3. Dengan beredarnya internet masuk desa, bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.

Jawaban:
1. Semua Informan penelitian akan mendapatkan 2 instrumen, yaitu angket dan catatan kegiatan.

2.  Dalam koran tersebut mengabarkan, bahwa sumber daya alam yang beragam di Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal.

3. Dengan beredarnya internet yang masuk ke desa, sangat bermanfaat bagi masyarakat pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA


Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia, 2000 Wahyudin. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV Regina, 2005

Kamis, 07 Januari 2016

Tugas softskill Bahasa Indonesia 1 - Tugas 3b Contoh kalimat sinonim, hiponimi, hamoni, polisemi dan antonimi

SINONIM

Bunda = Ibu
Ibu saya seorang PNS
.
Nakal = Bandel
Ayu memeng anak yang bandel

Dusta = Bohong
Jumardi berbohong kepada saya.

Ganteng = Keren
kakak saya orangnya memang keren.

Senang = Gembira
Saya sangat gembira bertemu dengan ibu
.
ANTONIM

Senang >< Sedih
Saya sedih melihat teman saya yang habis putus cinta.

Lapar >< Kenyang
Bangkit sangat kenyang setelah makan ayam goreng.

Laki-laki >< Perempuan
Bude saya melahirkan seorang anak perempuan.

Panas >< Dingin
Cuaca malam ini sangat dingin karena menggunakan AC.

Gemuk >< Kurus
Karena malas makan Irfan keliatan kurus.

HOMONIM

Bulan (dalam kalender), Bulan (nama satelit)
Pada bulan Desember akan di adakan ujian akhir semester.
Malam ini bulan bersinar dengan indah.

Genting (gawat), Genting (atap rumah)
Keadaan masyarakat palestina sekarang sangat genting.
Genting rumah saya bocor akibat terkena angin puting beliung.

Dasar
Dasar Andi anaknya memang nakal.
Dasar Negara kita adalah pancasila.

Bagi (pembagian), Bagi (untuk)
Makanan itu harus di bagi rata.
Bagi mahasiswi Gunadarma diwajibkan memakai jilbab.

Rapat (tidak renggang), Rapat (pertemuan)
Pak guru menyuruh kami rapat dalam barisan upacara bendera.
Besok pagi ada rapat di hotel bumi wiyata.

HOMOFON

Rok (pakaian), Rock (aliran music)
Saya sangat suka music rock.
Ayu memakai rok ke kampus.

Djarum (merek rokok), Jarum (alat untuk menjahit)
Ayah menyuruh saya membeli rokok djarum.
Tangan saya berdarah akibat tertusuk jarum.

Tank (kendaraan perang), Tang (alat perkakas)
TNI latihan menggunakan mobil tank.
Saya butuh tang untuk memperbaiki motor
.
Massa (kerumunan masyarakat), Masa (waktu)
Pencuri itu tewas di keroyok massa.
Saya ingin hidup lebih baik di masa yang akan datang.

Bank(tempat menyimpan uang), Bang(panggilan untuk kakak)
Banyak orang yag menyimpan uangnya di bank.
Bang Toyib masih belum pulang juga, karena belum tiga kali lebaran.

HOMOGRAF

Serang (nama kota), Serang (perang)
Minggu depan saya ingin ke kota Serang yang berada di Banten.
Pasukan itu di serang oleh musuhnya.

Per (benda), Per (pembagian)
Per sepeda itu bekerja dengan baik.
Mahasiswa harus membayar uang bangunan per semester.

Tahu(makanan), Tahu(mengetahui)
Irfan tidak suka makan tahu.
Saya tahu tentang pelajaran ini.

POLISEMI

Memeluk
Keluarga saya memeluk agama islam.
saya sangat ingin memeluk ibu saya.

Kepala
Tiap kepala di wajibkan membayar uang pajak.
Ayah saya adalah seorang kepala sekolah.

Mata
Mata saya perih terkena debu.
Polisi itu menjadi mata-mata bandar narkoba.

Tangan
Tangan Andri terluka terkena pisau.
Ayah saya menjadi tangan kanan presiden.

Darah
Kepala Opik penuh darah akibat terbentur.
Saya dan Rahmet memiliki hubungan darah.

HIPERNIM DAN HIPONIM
HIPERNIM                      : Setan
HIPONIM                         : Tuyul, kuntilanak, pocong, sundel bolong, dsb.
HIPERNIM                       : Buah
HIPONIM                          : Mangga, apel. anggur, jambu, jeruk, dsb.
HIPERNIM                       : Hewan
HIPONIM                         : Ayam, kambing, sapi, harimau, singa, dsb.
HIPERNIM                       : Kendaraan
HIPONIM                          : Mobil, motor, sepeda, becak, dsb.
HIPERNIM                       : Handphone
 HIPONIM                         : Nokia, motorola, samsung, asus, dsb




Tugas Bahasa Indonesia 1 - Tugas 3a

Undangan Rapat
"Pembahasan Kurikulum Bahasa Indonesia "
Universitas Gunadarma

Nomor            : 018/UG/V/2015
Lampiran        : -
Perihal            : Undangan Rapat

Kepada Yth :
Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Di tempat.
Salam hormat,
         Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat yang telah diberikan kepada kita dalam keadaan sehat dan semoga selalu mendapat perlindungan dari-Nya. Sehubungan dengan surat ini maka Panitia akan mengadakan Acara Seminar dengan tema “Pembahasan Kurikulum Bahasa Indonesia”, kami selaku koordinator mata kuliah mengundang Seluruh Dosen Universitas Gunadarma untuk menghadiri rapat yang diadakan pada :
Hari/Tanggal           : Senin, 28 Desember 2015.
Waktu                         : 09.00  - 12.00 WIB
Tempat                       : Auditorium Universitas Gunadarma gedung 4, lt. 6, Margonda, Depok.
Demikian undangan ini telah kami sampaikan, mengingat pentingnya acara ini maka kehadiran Bapak/Ibu selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia untuk hadir tepat pada waktunya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
      Hormat kami,

  Koordinator Mata Kuliah                                                                                 Mengetahui


    Wanda Vernandhes                                                                         Prof. Dr. E. S Margianti, SE.,MM

Prinsip dan Cara Kerja Kamera Digital

Sebelum menggunakan kamera digital kita harus mengetahui jenis dan fungsi dari komponen kamera tersebut. Jenis kamera digital yang kita bahas adalah Kamera Saku (Point and Shoot Camera) dan Kamera Digital SLR (Single Lens Reflex).

Jenis Jenis Kamera Digital


Kamera Saku (Point and Shoot Camera)

Kamera Point and Shoot Camera paling banyak digunakan orang karena mudah pemakaiannya dan relatif murah. Kamera ini dirancang untuk mereka yang kurang menyukai kontrol manual atau kata lain serba otomatis. Kamera ini mempunyai fasilitas yang menarik antara lain.
1. Optical zoom
Yaitu fasilitas pembesaran gambar yang dilakukan dengan kombinasi reposisi lensa.
2. Digital zoom
Yaitu failitas pembesaran gambar yang dilakukan secara digital. Proses ini sebenarnya hanya berupa proses crooping dan pembesaran menggunakan software internal kamera. Zoom ini mengakibatkan gambar menjadi kabur (blur).
3. Resolusi sampai dengan 3,1 mega piksel.
Media bidik bisa berupa lensa konvensional. LCD, atau merupakan kombinasi keduanya
Kamera Digital Semi Profesional

Kamera jenis ini memiliki banyak sebutan, antara lain prosumer camera dan advance digital camera. Pemberian nama tersebut berkaitan dengan fungsi dan target pasarnya yang unik. Kamera ini dirancang untuk mereka yang ingin disulitkan oleh pengaturan diafragma dan segala pernik teknik fotografi.
Dengan kamera ini mereka bisa mengatur jarak secara manual dan mode zooming atau bahkan fasilitas macro yang sangat membantu dalam memperoleh kualitas gambar dan efek yang diinginkan. Secara umum kelebihan kamera digital kelas ini adalah pada standar lensa yang digunakan, yakni lensa 35 mm.
Lensa ini mirip lensa standar pada kamera SLR analog, namun dengan desain khusus yang disesuaikan dengan karakter kamera digital. Kelebihan teknis lainnya adalah adanya kendali manual dan otomatis pada fokus, diafragma, dan kecepatan pembukaan lensa. Resolusi kamera kelas ini adalah antara 3,1 megapiksel sampai dengan 5,1 megapiksel. Adanya tawaran fasilitas yang cukup lengkap membuat kamera ini sangat diminati, sekaligus menjadi yang paling populer di antara semua kelas kamera digital.

Kamera Digital SLR (Single Lens Reflex)

Resolusi terendah yang dimiliki kamera digital SLR (Single Lens Reflex) adalah 5,1 megapiksel. Seperti halnya pada kamera SLR analog, kamera digital SLR juga memiliki kualitas gambar terbaik karena menggunakan lensa optik dan sistem kendali manual. Selain kendali yang diberikan secara manual, kamera ini juga memiliki sistem kendali otomatis yang dibantu oleh mikro prosesor yang cukup canggih.
Kamera digital bertipe SLR ini, seperti halnya kamera SLR analog, juga menggunakan lensa yang bisa dilepas dan diganti dengan lensa berdiameter lebih besar atau lebih kecil sesuai kebutuhan. Selain itu, penempatan tombol dan fungsi dasar kedua kamera digital ini tidak banyak berbeda. Komponen dasar kamera ini bisa dilihat pada gambar. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kamera digital SLR, yaitu lensa dan blitz.

Komponen Kamera Digital


Lensa

Lensa adalah media penyaring pertama pada saat kita memindai gambar untuk disimpan. Karena itu pengetahuan dasar tentang lensa kamera digital sangat perlu. Lensa kamera saat ini didiesain menggunakan komputer untuk meningkatkan akurasi. Untuk menambah ketajaman lensa, pada lensa ini dilapisi cairan kimia tertentu. Berikut ini beberapa jenis lensa yang digunakan pada kamera digital SLR:
1. Lensa Standar
Lensa standar adalah lensa yang menjadi komponen standar kamera. Ukurannya 50 mm. Karakter lensa ini adalah memberikan bidikan natural. Lensa ini cocok untuk pemotretan jarak sedang.
2. Lensa Wide Angle (sudut Lebar)
Lensa wide angle adalah lensa yang digunakan untuk menangkap objek yang luas dalam medan bidik yang terbatas. Karakter lensa ini adalah dapat membuat objek lebih kecil dari pada ukuran sebenarnya. Ukuran lensa ini beragam, antara lain : 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
Disamping itu ada juga lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa lensa ini disebut fish eye lens.
3. Lensa Tele
Lensa tele merupakan kebalikan dari lensa wide angle. Lensa tele berfungsi untuk mendekatkan objek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa dengan ukuran 70 mm ke atas. Fungsi lain dari lensa tele adalah untuk melakukan croping dan memfokuskan diri pada objek tertentu dan mengaburkan objek di sekitarnya.
4. Lensa Zoom
Lensa zoom merupakan gabungan ketiga jenis di atas. yaitu lensa standar, lensa wide angle, dan lensa tele. Ukuran lensa bukanlah ukuran yang fixed, melainkan bersifat range lensa tertentu, misalnya 80 – 200 mm. Lensa jenis ini merupakan lensa yang paling banyak digunakan karena memiliki karakter yang fleksibel dan range lensanya cukup lebar. Dengan demikian, apabila ingin menggunakan lensa ukuran tertentu pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai kebutuhan.
5. Lensa Makro
Lensa makro biasanya digunakan untuk membidik objek kecil. Pada kamera digital ini, pembesaran skala makro dilakukan secara digital dan tidak dilakukan secara optis.
Semua jenis lensa tersebut memiliki karakteristik yang sama, yaitu semakin kecil ukuran lensa, semakin lebar sudut yang bisa dijangkau oleh kamera.

Perangkat Pembidik
Pembidik Kamera

Perangkat pembidik kamera adalah jendela kecil untuk melihat komposisi gambar yang akan dipotret untuk melihat komposisi gambar yang akan dipotret. Satu hal yang penting dalam perangkat pembidik ini, yaitu akurasi. Setiap jenis perangkat pembidik mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada kamera digital, ada tiga jenis perangkat pembidik yaitu :
1. Pembidik Optik Paralel
Pembidik optik paralel ini sama dengan pembidik yang dimiliki oleh kamera saku analog. Lensa diletakkan paralel dengan lensa pemindai gambar. Lensa ini memiliki tingkat akurasi tersebut tidak saling berhubungan. Pembidik optik paralel bisa dilihat pada gambar.
2. Pembidik LCD (Liquid Crystal Display)
Pembidik LCD ini berupa layar monitor kecil dibagian belakang kamera digital.
Pembidik ini memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembidik optik karena gambar yang tampil direfleksikan dari lensa kamera. Kelemahan pembidik LCD adalah waktu tunda (delay). Waktu tunda ini sering mengganggu saat pengambilan foto utnuk keperluan dokumentasi yang memerlukan momen tepat saat pengambilan gambar. Pembidik LCD bisa dilihat pada gambar.
3. Pembidik Optik TTI
Pembidik optik TTI (Through Dither lens) merupakan pembidik yang memiliki tingkat akurasi paling tinggi karena pembidik tipe ini mengambil gambar langsung dari lensa kamera menggunakan prisma pemantul objek. Pembidik tipe ini hanya dimiliki oleh kamera SLR. Pembidik optik TTL bisa dilihat pada Gambar

Langkah Pemotretan

Pada dasarnya semua kamera digital akan melakukan proses komposis; warna dan fokus secara otomatis. Mode fokus otomatis ini akan membantu anda berkonsentrasi pada objek, bukan pada kamera. Langkah-langkah pemotretan menggunakan kamera digital:

Aktifkan Kamera
Aktifkan kamera dan aturlah pada mode otomatis. Untuk menghemat baterai matikan pembidik lcd dan gunakan pernbidik optik yang tersedia.

Bidik Obyek yang Diinginkan
 Lensa pembidik atau lcd akan menampilkan objek yang akan anda potret. Gunakan tombol zoom untuk memperoleh komposisi yang tepat. Jika pembidik mengalami bias atau tidak fokus, anda bisa memeriksa apakah kamera digital anda menyediakan pereduksi bias.

Fokus Otomatis
Tempatkan objek yang akan menjadi. Apabila gambar objek belum tajam, gunakan mode fokus otomatis. Skala ketajaman gambar tergantung pada jenis kamera yang anda gunakan. Untuk proses fokus otomatis lakukan saat anda menekan setengah tombol pembidik.

Bukaan Otomatis
Pada fotografi ada yang disebut bukaan lensa, yaitu lebarnya lensa pembidik yang akan terbuka untuk memindai gambar. Bukaan otomatis pada kamera digital dideteksi berdasarkan besarnya cahaya yang diterima oleh sensor. Setelah itu dapat ditentukan bukaan lensa optimal dengan cara menekan setengah tombol pembidik.
1. Posisi normal tombol bidik
2. Posisi setengah tekan pada tombol bidik

Blitz otomatis
Apabila cahaya yang masuk kurang , bukaan otomatis (autoexposure) akan mengaktifkan blitz secara otomatis. Dalam keadaan aktif lihat lampu indikator yang akan berkedip-kedip pada saat Anda menekan setengah tombol pembidik.
White balance otomatis
White balance adalah metode penyaringan pada saat proses konversi dari gradasi hitam putih ke gradasi warna. Metode secara otomatis menyesuaikan proporsi warna agar warna putih tetap tampil putih di foto.

Resolusi Gambar

Kamera digital memiliki resolusi standar yang bisa digunakan antara lain.
•256 x 256 piksel resolusi ini banyak dijumpai pada edisi awal kamera digital. Namun kualitas gambarnya tidak memenuhi standar cetak. Total piksel pada resolusi ini adalah 65.000 piksel.
•640 x480 piksel – resolusi ini adalah resolusi terendah untuk standar cetak kamera. Resolusi imbiasa digunakan untuk tampilan standar web baik digunakan pada homepage atau untuk saling berkirim melalui email. Total pada resolusi ini adalah 307.000 piksel.
•1216 x 912 piksel – resolusi ini adalah resolusi standar terendah dari megapiksel. Resolusi ini cukup bagus untuk dicetak dalam format standar. Total piksel pada resolusi ini adalah 1.109.000 piksel.
•1600 x 1200 piksel – resolusi ini memiliki jumlah piksei hampir 2.000.000 piksel. Dengan resolusi tersebut Anda bisa mencetak dengan ukuran 10R.
Resolusi kamera digital pada saat ini sudah melampaui 10.000.000 piksel.


Mengenal Dasar-dasar Quadcopter

Salah satu jenis robot yang sedang pesat perkembangannya adalah drone atau robot terbang yang sering disebut sebagai pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle). UAV sendiri terdiri jadi beberapa jenis dan yang paling populer sekarang ini adalah Quadcopter (atau kadang disebut Quadrotor), yang merupakan multicopter yang memiliki empat rotor (baling-baling). Quadcopter ini dapat terbang dengan dua cara yaitu terbang dengan cara dikontrol dan terbang otomatis .

Prinsip Kerja Quadcopter
Quadcopter memiliki empat baling-baling penggerak yang diposisikan tegak lurus terhadap bidang datar seperti pada gambar di bawah
Masing-masing rotor (baling-baling dan motor penggeraknya) menghasilkan daya angkat dan memiliki jarak yang sama terhadap pusat massa pesawat. Dengan daya angkat masing-masing rotor sebesar lebih dari seperempat berat keseluruhan, memungkinkan Quadcopter untuk terbang. Kecepatan quadrotor tergantung pada kekuatan motor dan berat quadrotor itu sendiri. Kecepatan terbang quadrotor yang pernah saya coba adalah sekitar 9m/s.

Untuk menghindari terjadinya momen putar pada body, arah putaran baling-baling pada setiap rotornya berbeda. Terdapat 2 rotor yang bergerak searah jarum jam (CW) dan 2 rotor yang bergerak berlawanan arah jarum jam (CCW)


Gerakan Dasar pada konfigurasi X-Quadcopter:

Konfigurasi yang paling sering digunakan adalah X-quadcopter. Ketika quadcopter sedang terbang dan melayang di udara (hovering) kecepatan putar pada setiap rotornya adalah sama. Saat quadcopter melakukan gerakan maju, 2 buah baling-baling atau propeller yang berada dibelakang akan berputar lebih cepat sehingga body quadcopter akan miring ke depan. Gaya dorong yang dihasilkan keempat propeller akan mempunyai komponen gaya ke atas dan ke depan sehingga quadcopter akan terdorong ke arah depan sambil mempertahankan ketinggiannya. Berikut adalah ilustrasi gerakan pesawat yang dipengaruhi oleh kecepatan propeller.


Komponen Penting Quadcopter

1. Motor Brushless
Ini merupakan komponen utama, ada beberapa spesifikasi dalam memilih motor brushless untuk quadcopter, berikut paparannya:
ü  Motor brushless type outrunner (yang berputar bagian luar) dan ringan.
ü  KV motor sekitar 750-1200 KV.
ü  Gunakan tegangan kerja 11.1 volt (3 cells), alasanya adalah mudah mencari batery dengan spesifikasi 3 cells, harganya terjangkau dan tidak terlalu berat.
ü  Gunakan mounting motor brushless dengan tipe dibawah.
ü  Untuk pemula, motor dengan max current < 20 Ampere sepertinya sudah cukup.
Berikut ini salah satu contoh paparan mengenai thrust pada motor brushless. Contoh perhitungannya menggunakan 1100 KV dengan Spesifikasi Thrust: 850gr dan propeler 10×4.7 maka 1 motor menghasilkan 850gr, ambil nilai setengahnya yaitu 425gr, kemudian kalikan 4 menjadi 1700gr. Kesimpulannya jika total massanya adalah 1700gr maka dengan tenaga setengah dari motor, quadcopter sudah dapat terbang.

2. ESC (Electronic Speed Controller)

ESC memegang peranan penting dalam proses pengendali kecepatan dan arah putar dari motor brushless. Pemilihan ESC tergantung dari besar arus maksimal dari motor brushless, untuk kalangan pemula, pemilihan ESC dapat menggunakan dengan spesifikasi arus maximum 25 Ampere. Dan gunakan ESC yang dapat di program atau dengan kata lain programmable, seperti turnigy plush.

3. Propeller
Biasanya propeller dijual sepasang dengan arah putaran CW dan CCW. Pemilihan propeller disesuaikan dengan rekomendasi dari spesifikasi motor brushless tersebut. Kesalahan pemilihan berdampak besar terhadap trust yang dihasilkan oleh motor. Perhatikan ukuran propeller dan disesuaikan pula dengan dimensi quadcopter.


Umumnya ukuran propeller disebutkan sebagai kode, misalnya 10×4.7. Artinya, propeller tersebut memiliki diameter 10 inch dan pitch sebesar 4.7 inch

4. Kontroler
 Ada banyak pilihan yang dapat kita gunakan sebagai kontroler pada quadcopter, temen2 bisa melihat daftarnya di link ini  http://www.oddcopter.com/flight-controllers/, untuk pemula seperti  ane, KK Board dari Kapten KUK   adalah pilihan yang cukup tepat.
Nah untuk KK board, temen2 bisa membelinya di hobbyking untuk version 2.0 dan version 2.1 Atau menggunakan selain dari KK board seperti:
Namun seingat saya, FC (Flight Controller) ini tidak dilengkapi dengan accelerometer sehingga bisa menyebabkan drift ketika sedang terbang. Untuk FC yang cukup lengkap tapi murah saya anjurkan untuk memilih
MultiWii SE
MultiWii PRO 2.0 / MTK GPS
ArduCopter (APM 2.5)
dan masih banyak lainnya…


5. Frame
Untuk spesifikasi frame, pilihlah yang ringan dan kuat, anjuran ane beli dahulu saja atau buat sendiri dari bahan alumunium kotak hollow (seperti batang) dengan dimensi 1cm x 1cm atau 1″ x 1 ” yang mudah didapatkan di toko aluminium atau glodok. Sedangkan untuk bagian tengahnya (tempat peletakan kontroler) dapat menggunakan akrilik / PCB fiber.


Untuk bahan aluminium, jika jatuh dari ketinggian bisa menyebabkan bengkok tapi mudah untuk diperbaiki. Sedangkan jika menggunakan akrilik, bahan ini rawan pecah namun mudah untuk dibuat karena sudah banyak jasa laser cutting untuk akrilik. Dan jika menggunakan material PCB fiber, material ini cukup kuat namun agak sulit jika desain anda cukup rumit. Material ini bisa dipotong dengan CNC Router untuk desain yang agak rumit. Kalau anda punya dana lebih, tidak ada salahnya mencoba material Carbon Fiber. Material ini sangat kuat dan ringan tapi harganya cukup mahal.

Sumber
Dharmawan, Andy. (2012). Purwarupa Sistem Otomasi Terbang Landas dan Mendarat Quadcopter. IJEIS Vol. 2, No. 1, April 2012 : 87– 96

Dasar-dasar Quadcopter

Sistem Kontrol

Sistem kontrol adalah sistem yang digunakan untuk mewujudkan output yang kita inginkan. System kontol sendiri dibagi menjadi 2 yaitu kontrol manual dan otomatis, perbedaanya adalah dalam system kontrol manual operator mesin/manusia lah yang berfungsi sebagai sensor dan pembuat keputusan sedangkan dalam sistem kontrol otomatis tugas manusia digantikan oleh bagian bagian yang disebut controller (sebagi pembuat keputusan) dan sensor elektronik (sebagai pengamat keadaan yang sedang terjadi dalam sistem) .  Sebelum memulai mendesain sebuah system mula mula kita mendesain sebuah diagram blok sebagai  desain awal dan urutan kerja dari sebuah system, diagram blok dibagi menjadi 2 jenis yaitu open loop dan closed loop
a.       Open loop

Adala loop terbuka atau loop yang hanya memiliki input, proses, dan output, cara kerjanya hanya input mengirimkan sebuah sinyal untuk diproses lalu hasil proses tadi dikluarkan pada output tidak ada feedback atau umpan balik dan tidak terdapat nilai eror dalam system tersebut dan biasanya operasinya sangat sederhana sperti saklar lampu
b.      Closed loop

Closed loop/loop tertutup pada loop tertutup terdapat sebuah blok tambahan yaitu feedback, di sini feed back berfungsi sebagai pembanding antara output yang dihasilkan dengan hasil yang di inginkan dan kemudian dia melakukan tindakan control dengan menyesuaikan sinyal input apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang di inginkan. Selain itu closed loop juga menggunakan  sensor yang berfungsi sebagai pembanding antara output dengan hasil yang di inginkan. Sehingga diagram blok closed loop sendiri dapat digambarkan seperti ini :

1.       Plant : yaitu merupakan objek fisik yang akan dikontrol
2.       Kontroller : agen yang berfungsi untuk mengontrol berapa sinyal yang dibutuhkan untuk mengendalikan sinyal eror
3.       Sensor : sebuah alat yang mampu mengukur jumlah fisik dan mengubahnya kedalam sinyal yang mampu dibaca oleh instrument ataupun pengamat
Sebuah system control dapat dikatakan  sempurna apabila mampu mengatasi disturbance rejection (mampu mengembalikan proses yang telah terkena gangguan kembali ke keadaan stabil) atau juga mampu mengatasi tracking setpoint (controller dapat menghasilkan keadaan stabil meskipun nilai set pointnya kita ubah). Banyak sekali teknik teknik yang digunakan untuk melakukan control terhadap system yang telah kita buat agar berjalan dan menghasilkan output sesua dengan yang kita inginkan seperti menggunakan teknik adaptive control, predictive control, neural control dan fuzzy control tetapi dalam melakukan control terhadap embedded sytem, PLC, dan system control terdistribusi mekanisme control yang paling banyak digunakan adala PID, hal ini dikarenakan PID lebih mudah dimengerti dan dapat mengontol system dengan kondisi operasi yang cukup panjang.

Algoritma Pemrograman - Berkas Data Masup Acak (Random Access File)

Berkas Data Masup Acak (Random Access File)

Pada berkas data (file) masup acak, akses terhadap record data dapat dilakukan secara acak (random), tanpa harus membaca record satu per satu mulai dari posisi awal record. Keuntungannya adalah kecepatan proses lebih tinggi dibandingkan berkas data masup urut.

Berikut adalah prosedur penyimpanan data ke dalam berkas data masup acak :
  1. Buka file
  2. Siapkan buffer data
  3. Untuk data numeric harus dikonversi ke alfabetik/string
  4. Simpan data ke dalam buffer
  5. Lakukan penulisan ke dalam file


Membuka File


Perintah yang diperlukan adalah : OPEN

Bentuk Umum :

                            OPEN “R”, #nomfile, namafile, reclen
 
 




atau

OPEN namafile FOR RANDOM ACCESS akses AS #nomfile LEN = reclen
 
 





dimana,

nomfile      : bilangan bulat antara 1 sampai 255. Digunakan untuk menyatakan nomor file yang akan dibuka
namafile    :  ekspresi string untuk menunjukkan nama file
reclen         :  bilangan bulat antara 1 sampai 32.676. Digunakan untuk menyatakan jumlah byte setiap record. Parameter ini bersifat pilihan, jika tidak dipakai, maka jumlah byte per record dianggap 512 byte.
akses          :  Parameter yang menyatakan bentuk operasinya, berupa :
                     READ                :  menyebabkan file untuk pembacaan saja.
                     WRITE              : menyebabkan file untuk penulisan saja.
                     READWRITE   :  menyebabkan file untuk pembacaan dan penulisan.
                     Parameter ini bersifat pilihan. Jika tidak ditulis, maka diasumsikan file random digunakan untuk membaca dan menulis.

Contoh-contoh :

OPEN “R”, #1, “B:DataNama”

OPEN “R”, #2, “DataMhs”, 250

OPEN “DataMhs” FOR RANDOM AS #2 LEN 250

OPEN “B:DataMhs” FOR RANDOM ACCESS READ AS #2 LEN 50


Penyediaan Buffer Data


Dalam file random, perlu disiapkan suatu area penampungan sementara untuk data yang akan diakses dari file tersebut, yang disebut dengan “RANDOM BUFFER”. Untuk membentuknya digunakan statement FIELD.

Bentuk Umum :

           FIELD #nomfile, lebarfield AS varstring [, lebarfield1 AS varstring 2, …]
 
 





dimana,

nomfile      : bilangan sesuai dengan nomor file yang dibuka dengan statement OPEN
lebarfield,
lebarfield1 :  bilangan yang menyatakan panjang variabel (data) yang akan disimpan
varstring,
varstring1  : nama variabel string yang akan digunakan untuk data yang akan diakses.

Berikut ini penjelasan mengenai lebar field yang dibutuhkan untuk setiap tipe data.

Tabel 1 – Ketentuan Lebar Field
Tipe data
Lebar Field
Alpanumerik
1 byte untuk 1 karakter
Numerik Integer
2 byte
Numerik Single Precission
4 byte
Long Integer
4 byte
Numerik Double Precission
8 byte

Catatan:
Data yang disimpan ke dalam file harus dalam bentuk string.

Contoh :
Data Mahasiswa akan disimpan ke dalam file random, dengan item-item sebagai berikut :

Item
Tipe
Jumlah karakter
NPM
Alpanumerik
8 karakter
NAMA
Alpanumerik
20 karakter
ALAMAT
Alpanumerik
25 karakter
NILAI
Numerik
1 digit

Total jumlah byte yang diperlukan berdasarkan tabel 1 di atas adalah 55 byte meliputi, 8 byte untuk NPM, 20 byte untuk NAMA, 25 byte untuk ALAMAT dan 2 byte untuk NILAI.

Penyediaan buffer yang diperlukan adalah :

OPEN “R”, #1, “DataMHS”, 55
FIELD #1, 8 AS NPM$, 20 AS NAMA$, 25 AS ALAMAT$, 2 AS NILAI


Konversi Data


Berikut ini adalah tabel fungsi konversi data.

Konversi Numerik ke Karakter

Nama
Fungsi
Bentuk Umum
MKI$
Konversi numerik integer
MKI$(ekspresi integer)
MKL$
Konversi numerik Long integer
MKL$(ekspresi long integer)
MKS$
Konversi numerik single precission
MKS$(ekspresi single prec.)
MKD$
Konversi numerik Double precission
MKL$(ekspresi double prec.)

Konversi Karakter ke Numerik

Nama
Fungsi
Bentuk Umum
CVI
Konversi karakter 2 byte ke integer
CVI(2-byte string)
CVL
Konversi karakter 4 byte ke long integer
CVL(4-byte string)
CVS
Konversi karakter 4 byte ke single precission.
CVS(4-byte string)
CVD
Konversi karakter 8 byte ke double precission.
CVD(8-byte string)


Penyimpanan Data ke Buffer


Ada dua bentuk perintah untuk meletakkan data ke dalam buffer :
LSET   : meletakkan data ke dalam buffer dengan posisi merapat ke kiri
RSET  : meletakkan data ke dalam buffer dengan posisi merapat ke kanan

Bentuk Umum :

                                          LSET varstring = ekspstring
 

                                            RSET varstring = ekspstring
 
 







dimana,

varstring       : nama variabel yang telah didefinisikan dengan FIELD
ekspstring     : variabel string atau ekspresi string yang akan ditempatkan dalam buffer

Contoh :

OPEN “R”, #1, “DataMHS”, 55
FIELD #1, 8 AS NPM$, 10 AS Nama$
LSET Nama$ = “Andi”
RSET NPM$ = “5523”

Hasil dalam buffer:

A
N
D
I











5
5
2
3


Penulisan Data ke Dalam File


Untuk menuliskan data ke dalam file digunakan statement PUT.

Bentuk Umum :

                                          PUT #nomFile [, nomRec]
 
 



dimana,

nomFile        :  nomor file yang akan digunakan untuk menyimpan data
nomRec        :  bilangan bulat antara 1 sampai 2.147.483.647 yang menyatakan nomor record tempat data disimpan

Contoh :

Menyimpan data pada posisi record ke-2

PUT #1, 2

Contoh Aplikasi 1


Pembuatan file random untuk menyimpan data mengenai nama, alamat, dan nomor telepon. Nama filed yang akan dibuata adalah TELEPON.DTA. Isi record file adalah :
Item                 Jenis                            Jumlah karakter
Nama               Alpanumerik               20 karakter
Alamat                        Alpanumerik               30 karakter
Telepon           Numerik                      7 digit 

‘====================================================
‘Program      : RANDOM1.BAS
‘Keterangan   : Contoh penulisan data ke file random
‘====================================================
OPEN “R”, #1, “C:\DATA\TELEPON.DTA”, 57
FIELD #1, 20 AS Nama$, 30 AS Alamat$, 7 AS Telepon$

Nm$ = “ “
NoRec = 1
WHILE Nm$ <> ““
     CLS
     LOCATE 5, 10: PRINT “Nama    : “
     LOCATE 6, 10: PRINT “Alamat  : “
     LOCATE 7, 10: PRINT “Telepon : “
     LOCATE 5, 19: LINE INPUT Nm$
     IF Nms = “” THEN END
     LOCATE 6, 19: LINE INPUT Alm$
LOCATE 7, 19: LINE INPUT Tlp$
LSET Nama$ = Nm$
     LSET Alamat$ = Alm$
     LSET Telepon$ = Tlp$
     PUT #1, NoRec
     NoRec = NoRec + 1
WEND
CLOSE
END


Penggunaan Statement TYPE .. END TYPE

 

Statement TYPE .. END TYPE digunakan untuk mendefinisikan suatu variabel record. Dengan menggunakan variabel record, data dapat disimpan ke dalam file random tanpa memerlukan proses konversi data.

 

Untuk membentuk variabel record dari contoh aplikasi di atas, maka pendefinisian yang harus dilakukan adalah :

 

TYPE JenisData

     Nama AS STRING * 20

     Alamat AS STRING * 30

     Telepon AS LONG
END TYPE

Pernyataan yang tertulis di dalam blok statement TYPE .. END TYPE merupakan definisi untuk tiap-tiap variabel dan hanya menentukan jenis dan ukuran variabel. Untuk membentuk variabel record yang akan digunakan untuk menampung data digunakan statement DIM.

DIM ContohRec AS JenisData

Dengan menggunakan statement TYPE .. END TYPE, maka bentuk umum statement PUT adalah  :

                                  PUT #nomFile [, nomRec], varRecord
 
 




dimana,

varRecord       : variabel record yang telah didefinisikan dengan statement DIM


Contoh Aplikasi 2


Pembuatan program yang identik dengan Contoh Aplikasi 1 dengan menggunakan statement TYPE .. END TYPE

‘====================================================
‘Program      : RANDOM2.BAS
‘Keterangan   : Contoh penulisan data ke file random
‘====================================================
OPEN “R”, #1, “C:\DATA\TELEPON.DTA”, 57

TYPE Data1

     Nama AS STRING * 20

     Alamat AS STRING * 30

     Telepon AS LONG
END TYPE

DIM DataNama AS Data1

Nm$ = “ “
NoRec = 1
WHILE Nm$ <> ““
     CLS
     LOCATE 5, 10: PRINT “Nama    : “
     LOCATE 6, 10: PRINT “Alamat  : “
     LOCATE 7, 10: PRINT “Telepon : “
     LOCATE 5, 19: LINE INPUT Nm$
     IF Nms = “” THEN END
     DataMhs.Nama = Nm$
     LOCATE 6, 19: LINE INPUT DataMhs.Alamat
LOCATE 7, 19: LINE INPUT DataMhs.Telepon
     PUT #1, NoRec, DataMhs
     NoRec = NoRec + 1
WEND
CLOSE
END


Pembacaan Data


Untuk membaca data yang tersimpan di dalam file random, maka gunakan statement GET.


   GET #nomFile [, nomRec]
 
Bentuk Umum :


atau jika record didefinisikan dengan statement TYPE .. END TYPE

                                 GET #nomFile [, nomRec], varRecord
 
 





Contoh-1 :

Mengambil data pada posisi record ke-3

OPEN “Kartu” FOR RANDOM AS #1 LEN = 22
FIELD #1, 20 AS Nama$, 2 AS Usia
GET #1, 3
END

Contoh-2 :

TYPE JenisData
     Nama AS STRING * 20
     Usia AS INTEGER
END TYPE

DIM RecData AS JenisData
OPEN “Kartu” FOR RANDOM AS #1 LEN = 22
GET #1, 3, RecData
END





Contoh Aplikasi 3


Membuat program untuk mencetak record-record yang tersimpan dalam file TELEPON.DTA

‘======================================================
‘Program      : RANDOM3.BAS
‘Keterangan   : Contoh pembacaan data dari file random
‘======================================================
OPEN “R”, #1, “C:\DATA\TELEPON.DTA”, 57
FIELD #1, 20 AS Nama$, 30 AS Alamat$, 7 AS Telepon$

noRec = 1
CLS
PRINT “NAMA        ALAMAT             TELEPON”
PRINT “----------------------------------------”
WHILE NOT EOF(1)
     GET #1, noRec
     Telp& = CVL(Telepon$)
     PRINT Nama$, Alamat$, Telp&
     noRec = noRec + 1
WEND
CLOSE
END


Contoh Aplikasi 4


Membuat program untuk mencetak record-record yang tersimpan dalam file TELEPON.DTA. Pembacaan record menggunakan variabel record yang didefinisikan oleh statement TYPE .. END TYPE.


‘======================================================
‘Program      : RANDOM4.BAS
‘Keterangan   : Contoh pembacaan data dari file random
‘======================================================
 ‘
OPEN “R”, #1, “C:\DATA\TELEPON.DTA”, 57
TYPE Data1

     Nama AS STRING * 20

     Alamat AS STRING * 30

     Telepon AS LONG
END TYPE

DIM DataMhs as Data1

noRec = 1
CLS
PRINT “NAMA        ALAMAT             TELEPON”
PRINT “----------------------------------------”
WHILE NOT EOF(1)
  GET #1, noRec, DataMhs
  PRINT DataMhs.Nama, DataMhs.Alamat, DataMhs.Telepon
  noRec = noRec + 1
WEND
CLOSE
END